WAYANG



 Wayang adalah sebuah boneka tradisional Indonesia yang biasanya terbuat dari kulit atau kayu untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan cerita rakyat. Boneka itu dihias dengan warna-warna yang kuat serta tangkai sebagai alat pengendalinya. Secara harfiah, wayang memiliki arti “bayangan” sesuai teknik penayangannya yang unik.

Asal - Usul Wayang

Pemain wayang disebut sebagai dalang atau pewayang. Seorang dalang kerap dihormati sebagai sosok yang memahami tradisi dengan keterampilan khusus untuk menggerakkan wayang dan meniru suara setiap karakter dalam cerita. 

Pengertian Wayang, Asal-Usul, dan Jenisnya

Pemain Wayang Orang Bharata tampil pada pementasan dengan lakon "Gatutkaca" di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Jakarta, Selasa, 5 Juli 2022. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso


Asal - Usul Wayang

Pemain wayang disebut sebagai dalang atau pewayang. Seorang dalang kerap dihormati sebagai sosok yang memahami tradisi dengan keterampilan khusus untuk menggerakkan wayang dan meniru suara setiap karakter dalam cerita.

Pertunjukan wayang mulanya menceritakan kisah-kisah mitologi Hindu, misalnya Ramayana dan Mahabharata. Sebab menurut sejarah, wayang memang dibawa oleh para pedagang India ke Pulau Jawa. Wayang tradisional Indonesia yang saat ini menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO merupakan perpaduan budaya Jawa dan India.

Seiring berjalannya waktu, wayang juga banyak digunakan dalam dakwah Islam seperti yang dilakukan oleh Wali Songo. Wayang menjadi bentuk seni tradisional yang kaya akan makna filosofis dalam menyampaikan pesan moral, pendidikan, serta pandangan sosial dan politik.

Wayang kemudian semakin berkembang dengan kemunculannya dalam acara-acara pernikahan, perayaan hari besar, atau sekadar hiburan. Tak hanya di Jawa, wayang juga banyak merambah ke daerah lain di Indonesia, salah satunya Bali.

Wayang kini masih dipertahankan sebagai warisan budaya yang penting di Indonesia. Beberapa organisasi dan lembaga terus berupaya melestarikan wayang sebagai seni yang terus hidup di tengah masyarakat.

Jenis - Jenis Wayang

Namun, perkembangan teknologi dan gaya hidup terkadang membuat wayang dianggap kurang relevan oleh generasi muda. Untuk menjaga keberlangsungan budaya Indonesia satu ini, simak sejumlah jenis wayang berikut berdasarkan bentuknya.

1. Wayang Kulit

Jenis ini merupakan yang paling umum dari jenis wayang lainnya. Bentuk wayang kulit pipih dengan kerangka yang ditempeli lembaran kulit sapi, kambing, atau kerbau. Wayang kulit berkembang di Jawa Timur dan Bali.

2. Wayang Golek

Wayang golek merupakan pengembangan dari wayang kulit yang dibuat tiga dimensi. Wayang ini berbahan dasar kayu dan dikembangkan oleh masyarakat Jawa Barat. Dialog pada pertunjukan wayang golek pun menggunakan bahasa Sunda.

3. Wayang Orang

Wayang orang atau wayang “wong” berkembang di Jawa Tengah. Sesuai namanya, karakter dalam pertunjukan wayang ini tak diperankan dengan boneka, melainkan oleh manusia secara langsung. Wayang orang dahulu kerap dipertunjukkan untuk hiburan keluarga bangsawan.

Pemain Wayang Orang Bharata tampil pada pementasan dengan lakon "Gatutkaca" di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Jakarta, Selasa, 5 Juli 2022. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

4. Wayang Beber

Wayang beber merupakan modifikasi lainnya dari pertunjukan boneka wayang. Wayang ini berbentuk lembaran (beberan) kain atau kulit yang berisi lukisan dari adegan yang akan dinarasikan oleh dalang. Satu pertunjukan wayang beber terdiri atas beberapa beberan.

5. Wayang Klitik

Wayang klitik bisa dibilang merupakan perpaduan antara wayang kulit dan wayang golek. Bentuknya hampir pipih, tetapi dibuat dari bahan kayu. Nama “klitik” diambil dari bunyi kayu dari wayang yang saling dibenturkan.

14 Jinising Wayang utawa Pewayangan Lengkap

Wayang atau pewayangan memiliki banyak jenis. Dan yang sering kita dengar adalah wayang golek, pernah mendengar semua kan yang namanya wayang golek ini.

Wayang golek iki saka kayu kawangun golek. Wayang iki critane tentang Mahabharata dan Ramayana yang terkenal itu.

Berikut ini jenis dan macam wayang di tanah Indonesia.

1. Wayang Beber.

Wayang wujud gambar jejeran, saka kertas kandel/mori sing wis digambari. Critane Raden Panji Inu Kertapati lan Dewi Sekartaji.

2. Wayang Gedhog/wasana.

Wayang sing kagawe saka lulang. Critane Raden Inu Kertapati.

3. Wayang Golek.

Wayang saka kayu kawangun golek.

Critane Mahabarata lan Ramayana.

4. Wayang Jemblung.

Wayang saka kayu kawangun wong. Sumebar ing daerah pesisir lor pulo jawa, Blora, Cepu. Critane bab Babad (kaya kethoprak).

5. Wayang kancil/dupara.

Wayang kang kagawe saka lulang.

Crita kancil.

6. Wayang klithik.

wayang sing kagawe saka kayu gepeng.

7. Wayang Krucil.

Wayang saka lulang cilik-cilik, tangane wudhar siji, sijine malangkerik.

critane bab babad.

8. Wayang madya.

Wayang saka lulang, nalika jaman Demak.

Critane Mahabharata.

9. Wayang Menak.

Wayang saka kayu kawangun wong.

Critane Wong Agung Jayengrana, umarmaya, lan umarmadi (dakwah agama Islam).

10. Wayang Potehi.

Wayang wujud boneka,cilik-cilik.

Critane jaman kraton Tar Tar / Babad Cina.

11. Wayang Purwa.

Wayang sing kagawe saka kulit (lulang).

Critane Mahabarata lan Ramayana.

12. Wayang Suluh / Pancasila.

Wayang saka lulang kawangun wong.

Critane panguripane wong.

13. Wayang Wahyu.

Wayang saka lulang kawangun wong.

Critane bab penerangan agama (Katolik).

14. Wayang wong..


Pralambang Wayang




Pralambang Wayang ing Ubarampe
Carita wayang iku minangka nggambarake pralambang uriping manungsa ana ngalam donya iki. Mula ubarampene uga dadi pralambang, tuladha :
a.       Blencong        pralambang      srengenge, rembulan, lintang
b.      Cempala          pralambang      jantung
c.       Debog            pralambang      bumi, lemah
d.      Gamelan         pralambang      kabutuhaning manungsa (sandang, pangan, papan)
e.       Gunung           pralambang      urip
f.       Kepyak           pralambang      lakuning getih
g.      Kelir                pralambang      langit
h.      Kothak            pralambang      sangkan paran
i.        Wayang          pralambang      manungsa

Posting Komentar

0 Komentar